Mereka
tertawa, tapi saya tidak tau cerita lucu apa yang membuat mereka tertawa?
Mereka
memutar musik, tapi saya penasaran seperti apa musik itu?
Ada
apa ketika mereka melihatku, ada banyak ekspresi tergambar di wajah mereka,
tapi saya tidak mengerti kata-kata apa yang mereka ucapkan?
Benarkah
yang mereka ucapkan sesuai dengan yang saya pikirkan?
Benarkah
kalimat yang saya ucapkan ini?
Selamat pagi. siang, sore dan malam
pembaca, khususnya pembaca yang sangat menyukai dan bergelut dengan
dunia kedisabilitasan, saya akan membagikan cerita saya selama setahun telah bekerja di Panti Sosial Bina Rungu Wicara
(PSBRW)“Meohai” Kendari. Perkenalkan nama saya Noni, saya ditempatkan untuk
bekerja sebagai PNS Kementerian Sosial dengan jabatan Penyuluh Sosial di PSBRW
Meohai Kendari yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Sosial Republik
Indonesia.
Hari pertama bekerja, saya bertemu
dengan salah seorang anak penyandang disabilitas Rungu Wicara, saya hanya
mengerti huruf SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan kebetulan PSBRW
menggunakan isyarat dengan aturan SIBI, saya menggunakan isyarat bahasa seputar
nama saya dan menanyakan nama dia siapa, sebagai awal perkenalan. Selebihnya
saya belajar dari mereka dengan menggunakan
secarik kertas, saya menuliskan kata yang saya maksud, dan mereka
mengajarkan saya isyaratnya bagaimana.. begitulah hari-hari saya selama
minggu-minggu pertama saya bekerja, bukan hal yang mudah belajar dengan mereka,
karena terkadang mereka tidak mengerti dengan apa yang saya maksud dan begitu
juga sebaliknya dengan saya yang terkadang kurang paham dengan apa yang mereka
ucapkan, namun Puji Tuhan, Saya terbantu dengan adanya kamus Sistem Isyarat
Bahasa Indonesia di perpustakaan Panti yang lumayan berat bila ditenteng.
Anak rungu wicara adalah anak-anak yang
pintar dan unik, mereka mengerti bahasa kita melalui ekspresi kita, mereka
lucu, sangat mengerti perasaan lawan bicaranya. Dari Prolog di bagian awal
tulisan saya ini, itulah beberapa kalimat yang muncul di benak Penyandang
Disabilitas Rungu Wicara. Kejadian lucu pernah saya alami beberapa kali dengan
mereka. Suatu hari mereka tiba-tiba datang ke kost saya, mereka tiba-tiba
menunjukkan kertas bertuliskan “Bensin 20 ribu” lalu mereka memberikannya
dengan ekspresi bingung sambil menunjuk-nunjuk kertas, saya berpikir mungkin
mereka meminta uang untuk membeli bensin seharga 20 ribu, dan saya berpikir
mungkin mereka disuruh oleh salah seorang pengasuh mereka di Cottage
masing-masing, saya mencoba SMS pengasuhnya dan menanyakan hal tersebut, dan
pengasuh mengatakan bahwa dia menyuruh mereka untuk membeli bensin dan uangnya
sudah diberikan kepada mereka. Saya kembali menanyakan hal tersebut kepada
mereka dan mereka menjawab sambil menunjuk kata “Bensin”. Saya baru mengerti,
ternyata mereka menanyakan apa artinya itu kata bensin.. saya langsung tertawa
melihat kelucuanku, ternyata mereka ke kost ku hanya untuk menayakan arti dari
kata bensin. Dari hal tersebut saya belajar bahwa anak-anak dengan disabilitas
rungu wicara memiliki kosakata yang sangat sedikit.
Kejadian lain yang saya alami yaitu pada
saat saya sedang makan siang, tiba-tiba anak disabilitas rungu wicara
memberikan HP nya kepada saya yang berisi SMS dari temannya, SMS nya berisikan
“kamu benci sama aku?” dia menanyakan apa
artinya benci? Saya langsung menjelaskan benci itu apa, untuk isyaratnya memang
ada isyaratnya untuk kata benci, akan tetapi arti dari benci itu yang mereka
butuhkan, saya menjelaskan dengan cara membuang muka ketika dia melihat saya,
apabila kita buang muka atau tidak mau berada di dekat seseorang, maka hal itu
bisa dikatakan benci, dia langsung mengangguk pertanda dia mengerti dengan
penjelasan saya.
Kata-kata yang saya dengar selama
mengikuti proses pengajaran dari salah seorang pekerja sosial di panti ini
adalah “Kamu harus bisa berbicara, jangan hanya berisyarat, kalau kamu
berisyarat tidak semua orang tau artinya, kalau kamu bisa berbicara orang lain
akan mengerti apa yang kamu mau”. Karna itu di PSBRW ada salah satu metode
pengajaran yaitu BIWI, Bina Wicara, dalam metode ini, anak2 diajarkan untuk
dapat mengucapkan beberapa kata. Cara untuk
mengajar mereka adalah dengan menempelkan tangan mereka di leher,
kepala, pipi dan hidung kita, supaya mereka dapat merasakan getaran di wajah
kita saat mengucapkan satu huruf. Huruf yang paling susah mereka sebutkan
adalah “N” dan “G”. Apabila kita mau mengajarkan mereka huruf “S” maka
letakkanlah selembar kertas di depan bibir kita.
Saya share itu dulu ya saat ini, dan
silahkan tunggu tulisan saya selanjutnya, jangan lupa like dan comentnya di
postingan saya Thanks.